KH ‘ABDUL WAHID HASYIM dilahirkan pada tangal 5 rabi’ul awal 1333 H {1 juni 1914 M} di Tebuireng Jombang Jawa Timur}.
Mula mula ia belajar agama pada ayhnya sendiri serta belajar pula pada madrasah salafiyah di Tebuireng pada pagi hari .
Pada tahun 1926 M waktu berusia 12 tahun ia telah tamat dari madrasah salafiyah.Pada masa itu ia amat giat mempelajari bahasa arab dan kesusasteraan nya  dengan membaca buku buku dan belajar sendiri.Sebab itu ia banyak sekali menghafal syair dalam bahasa arab.
Pada tahun 1927 M ia pergi belajar ke pondok Siwalon panji,Sidoarjo,tetapi tidak lama ia belajar di sana .
Pada tahun 1929 M ,ketika ia berumur 12 tahun,ia baru mengenal huruf latin,dan dengan bersungguh sungguh ia belajar ilmu pengetahuan secara belajar sendiri,sebab itu ia banyak berlangganan dengan surat surat kabar dan majalah majalah ,bahkan ia berlangganan pula dengan majalh majalah Hijaz dan Mesir
.
Sejak itu pula ia belajar bahasa Belanda denga jalan berllangganan dengan :SUMBER PENGETAHUAN “Bandung.Kemudian belajar bahasa Inggeris.
Pada tahun 1931 M ia mulai mengajarkan kitab : Addurorul bahiyyah dan kafrowi kepada murid murid di malam hari dan kadang kadang ia diminta berpidato.
Dalam tahun 1932M ia naik haji ke Makkah,untuk menyempunakan rukun Islam yang kelima serta menambah dan memperluas ilmu agama .

Pada akhir tahun 1933M Wahid hasyim kembali pulang ke Indonesia,mulamula Wahid hasyim ,mula mula mengajar di  Pondok pesantren Tebuireng dengan maksud mengadakan perubahan dalam dunia pendidikan dan pengajaran pesantren  .Sebabitu dimulainya mengadakan perubahan kepada empat orang pelajar yang dianggapnya terpandai  diantara  murid pondak pesantren Tebuireng,

Percobaan method baru itu ialah dengan menggabungkan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum.
Setelah setahun mengadakan percobaan itu,maka pada tahun 1935Mdimulainya membuka sebuah madrasah yang medern,, bernama madrasah :NIZAMIYAH.
Disamping pelajaran agam Islam diadakan pelajaran pengetahuan umum dan disamping pelajaran bahasa arab  diadakan pula pelajaran bahasa belanda dan bahasa Inggeris

MADRASAH :NIZAMIYAH MULA MULA HANYA TERDIRI DARI SATU KELAS DENGAN MURID MURID 29 ORANG ,tetapi tidak berapa lama Wahid Hasyim terpaksa menambah dua kelas lagi,sehingga terdiri dari tiga kelas, {kelas I,kelas II,dan kelas III}
Pada tahun 1936M ,didirikanlah ikatan pelajar pelajar Islam {IKPI} yang dipimpin oleh Wahid Hasyim sendiri,kemudian IKPI mendirikan taman pembacaan {bibliotheek} yang menyediakan kitab kitab bacan dalam bermacam macam bahasa serta berlangganan dengan surat surat kabar dan majalah majalah.
Pendeknya dalam tahun 1936M Tebuireng mengalami suatu masa kemajuan  yang gilang gemilang dalam lapangan ilmu pengetahuan, baik ilmu Agama ataupun ilmu umum.

Dalam tahun 1938 Wahid Hasyim mulai mencurahkan tenaganya kedalam pergerakan dan perkumpulan Islam, yaitu dalam organisasi N.U. Akhirnya pada tahun 1940 ia dipilih menjadi anggota Pengurus Besar N.U. bagian Ma’arif.
Dalam kedudukan itu ia mendapat kesempatan untuk mengadakan perubahan dan pembaharuan dalam madrasah-madrasah N.U. di seluruh Indonesia.
Ketika mengadakan pergabungan pergerakan Islam dalam badan federasi M.I.A.I adalah salah seorang  promotornya Wahid Hasyim. Kemudian ia dipilih menjadi ketuanya.
Jabatan ketua M.I.A.I serta ketua P.B.N.U. tetap dipegang nya sampai pada saat berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia (tahun 1942).

Pada tahun 1943 didirikan Masyumi di Jakarta (pada masa pendudukan tentara jepang) di bawah pimpinan K.H.M. Mansur sebagai ketua dan Wahid Hasyim sebagai wakil ketua.
 Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, maka timbullah fikiran dari pemuka-pemuka Islam, di antaranya M. Natsir dan Wahid Hasyim hendak mengadakan Mu’tamar Islam dari segala golongan seluruh Indonesia. Akhirnya diadakanlah: Kongres Umat Islam di Yogya (Nopember 1945). Pada waktu itu lahirlah satu partai politik baru dengan nama: Masyumi.

Waktu itu diambillah ikrar bersama, yaitu hanya mengakui Masyumi sebagai satu-satunya partai politik Islam di Indonesia. Segala perkumpulan Islam non politik dijadikan anggota istimewa dalam Masyumi. Partai-partai politik yang telah berdiri sebelum proklamasi ditiadakan dan dilebur menjadi Masyumi.
Dalam Mu’tamar Masyumi ke IV (Yogya-Desember 1950) dibentuk pengurus besar baru. Wahid Hasyim duduk didalamnya sebagai anggota pengurus besar Masyumi.
Di dalam kabinet pertama (Kabinet Sukarno) yang dibentuk dalam bulan September 1945, Wahid Hasyim dipilih menjadi Menteri Negara. Negitu juga dalam kabinet Syahrir ketiga (tahun 1946) Wahid Hasyim menjadi Menteri Negara juga.

Setelah terjadi penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia dan berdiri R.I.S. maka dalam kabinet Hatta (1950) Wahid Hasyim dipilih menjadi Menteri Agama. Jabatan itu terus menerus dipegangnya sampai tiga kali kabinet yaitu kabinet Natsir dan kabinet Sukuman, sehingga ia memegang Kementerian Agama selama dua tahun.
Pada hekekatnya Wahid Hasyim lah membentuk dan mengorganisir Kementerian Agama sampai merupakan bentuk seperti sekarang. Banyak kemajuan yang dilakukannya selama dalam pimpinannya, seperti mengadakan konperensi-konperensi dinas, pertemuan-pertemuan ulama, membentuk jawatan-jawatan dan bahagian-bahagian dalam Kementerian Agama.

Juga dalam lapangan perbaikan perjalanan haji ke Mekah banyak sekali jasanya. Dalam pada itu tak dapat dilupakan jasa Sekjen R.M. Kafrawi.
 Dalam pembentukan kabinet baru sesudah cabinet Sukiman (1 April 1952) ia tidak dipilih lagi menjadi Menteri Agama. Kedudukannya digantikan oleh K.H. Fakih Usman dari Muhammadiyah.
Setelah meninggalkan jabatan Menteri Agama ia aktif dalam N.U. saja di samping usaha-usaha partikelir yang dilakukannya.

Setelah N.U. menarik diri dari Masyumi dan menjadi partai politik dapatlah ia menyusun tenaga membentuk badan federasi Islam dengan partai-partai politik di luar Masyumi, yaitu: P.S.I.I. dan Perti dengan nama: Liga Muslimin Indonesia; sedang yang menjadi ketuanya ialah Wahid Hasyim sendiri.
Usaha dan jasa-jasa Whid Hasyim dalam pendidikan Islam.
Waktu Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama banyak sekali usaha dan jasanya dalam pendidikan dan pengajaran Islam, yang kebetulan waktu itu yang menjadi penghubung pendidikan Agama di kantor Pusat Kementerian Agama adalah Mahmud Yunus. Diantara jasa-jasanya itu sebagai nerikut:

1.    Mengeluarkan Peraturan tentang: Susunan dan tugas kewajiban Kantor Kementerian Agama dan lapangan pekerjaan, susunan serta tugas kewajiban: Jawatan Urusan Agama, Jawatan Pendidikan Agama dan Jawatan Penerangan Agama.
(Peraturan Menteri Agama No.2 tahun 1951 tanggal 12 Januari 1951).
2.    Mengeluarkan Peraturan Bersama Menteri P.P.K. dan Menteri Agama tentang: Pendidikan Agama di sekolah-sekolah Negeri dan partikelir (20 Januari 1951).
3.    Menyusun top formasi pegawai Kantor Pendidikan Agama di Proponsi-propinsi dan kabupaten-kabupaten seluruh Indonesia (27 Januari 1951).
4.    Mendirikan Kantor-kantor Pendidikan Agama di Propinsi-propinsi dan kabupaten-kabupaten seluruh Indonesia. (30 Januari 1951).

5.    Mendirikan S.G.H.A. Negeri di Kotaraja (Aceh) ( 13 Pebruari 1951).
6.    Mendirikan S.G.H.A. Negeri Bukittinggi (Sumatera Tengah) (13 Pebruaru 1951).
7.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Tanjung Pinang (Sumatera Tengah) (31 Mei 1951).
8.    Mengusahakan keluarnya putusan Menteri P.P.K. dengan persetujuan Menteri Agama tentang: Penghargaan ijazah-ijazah Madrasah (17 Juli 1951).
9.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Kotaraja (14 Agustus 1951).
10.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Padang (16 Agustus 1951).
11.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Banjarmasin (16 Agustus 1951).
12.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Jakarta (16 Agustus 1951).
13.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Tanjung Karang (Sumatera Selatan) (16 Agustus 1951).
14.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Bandung (2 Agustus 1951).
15.    Mendirikan P.G.A. Negeri di Pamekasan (8 Agustus 1951).
16.    Mendirikan S.G.H.A. Negeri di Bandung (2 Agustus 1951).
17.    Menetapkan rencana pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah Rakyat dari kelas IV-VI (6 Mei 1951).
18.    Menetapkan rencana pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah lanjutan Tingkat Pertama (31 Agustus 1951).
19.    Menetapkan rencana pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah lanjutan Tingkat Pertama (31 Agustus 1951).
20.    Mengeluarkan peratuaran bersama Menteri P.P.K. dan Menteri Agama tentang peraturan P.T.A.I.N. di Yogya (21 Oktober 1951).

Dan lain-lain yang berhubungan dengan pendidikan Agama.
Pendeknya pada masa Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama dan Mahmud Yunus sebagai penghubung Pendidikan Agama banyaklah usaha-usaha yang dilaksanakan untuk kemajuan pendidikan Agama seluruh Indonesia. Pada masa itulah (tahun 1951) lahirnya S.G.H.A. dan P.G.A. di luar pulau Jawa, dengan rencana pelajaran yang sama.

Pada masa itulah lahirnya persatuan rencana pelajaran Agama di sekolah-sekolah Negeri, mulai dari sekolah-sekolah Rakyat sampai ke sekolah-sekolah lanjutan tingkat pertama (Rencana Panitia, kemudian disahkan oleh Menteri Agama dan Menteri P.P.K.).
Sebenarnya pada masa itu (tahun 1951) telah ada jawatan Pendidikan Agama  yang berkedudukan di Yogya. Sebab itulah diadakan penghubung Pendidikan Agama di pusan Kementerian Agama si Jakarta yang dikepalai oleh Mahmud Yunus.

Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan Agama pada masa itu masih terpegang di tangan Menteri Agama dengan perantaraan penghubung pendidikan Agama.
Setelah Jawatan Pendidikan Agama pindah dari Yogya ke Jakarta (1952), barulah semua urusan pendidikan Agama diserahkan kepada Jawatan Pendidikan Agama itu. Dengan demikian penghubung Pendidikan Agama di pusat Kementerian Agama di hapuskan.

Meninggal dunia:
Pada hari Ahad tanggal 19 April 1953 K.H.A. Wahid Hasyim berpulang ke rahmattullah dalam suatu kecelakaan mobil di antara Cimahi dan Bandung. Jenazahnya dibawa ke Jakarta. Kemudian dengan pesawat terbang jenazah itu diangkut ke Surabaya, untuk seterusnya dimakankan di Tebuireng, Jombang.
Rahmatullahi’alaih.

.
 
Top